- SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
- Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi digunakan pertama kali oleh seorang filosof dari Perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, ini terkenal dengan sebutan Auguste Comte pada tahun (1798 – 1857), dalam bukunya “Course de Philosophie Positive”. Karena jasanya maka Auguste Compte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Berikut ini definisi sosiologi menurut para ahli :
- Allan Jhonson
- Anthony Giddens
- Herbert Spencer dari Inggris
- Hassan Shadily
- Pitirim A. Sorokin
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan sebagainya.
2) Hubungan dan saling pengaruh antara gejala – gejala sosial dan gejala – gejala non sosial, misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya, serta
3) Ciri – ciri umum semua jenis gejala sosial.
- Mayor Polak
- Roucek dan Warren
- Lahirnya Sosiologi
Beberapa tokoh sosiologi antara lain sebagai berikut :
- Auguste Comte (1798 – 1857)
Sumbangannya terhadap sosiologi antara lain sebagai berikut :
1) Sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematik. Objek yang dikaji harus berupa fakta, onjektif, bermanfaat, serta mengarah pada kepastian dan kecermatan.
2) Auguste Comte menjelaskan bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewtai tiga jenjang yang dikenal dengan hukum tiga jenjang yaitu :
a) jenjang teologi
b) jenjang metafisika dan
c) jenjang positif
3) Auguste Comte mengatakan bahwa sosiologi merupakan ratu ilmu – ilmu sosial dan menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu – ilmu sosial.
4) Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua bagian, yaitu statistika sosial (sosial statics) dan dinamika sosial (sosial dinamics).
- Sosiologi sebagai ilmu (sifat hakekat)
Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu karena sudah memenuhi syarat – syarat tersebut. Sosiologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri yang objeknya adalah masyarakat.
Sosiologi dapat disebut memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki sifat – sifat :
- Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan objektif;
- Sosiologi bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil – hasil observasi, merupakan unsur – unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan sebab akibat sehingga menjadi teori;
- Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori – teori sosiologi terbentuk atas dasar teori – teori yang sudah ada;
- Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta – fakta tersebut.
- Ciri-ciri sosiologi sebagai berikut :
- Sosiologi merupakan ilmu sosial (bukan ilmu alam atau kerohanian)
- Sosiologi bersifat kategoris (bukan normatif)
- Sosiologi merupakan ilmu murni (bukan terapan)
- Sosiologi bersifat abstrak (bukan konkret)
- Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum terinteraksi.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris – rasional.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum (bukan khusus)
- Objek Sosiologi
- Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala – gejala dan proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri.
- Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai mahkluk sosial atau masyarakat yaitu hubungan antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
- Cabang-cabang Sosiologi
- Sosiologi Politik
- Sosiologi Hukum
- Sosiologi Pendidikan
- Sosiologi Agama
- Sosiologi Kekeluargaan
- Sosiologi Kesenian
- Sosiologi Kedokteran
- Sosiologi Ilmu Pengetahuan
- Sosiologi Ekonomi
- Sosiologi Persengketaan
- Manfaat Sosiologi
- Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.
- Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui.
- Dengan bantuan sosiologi kita akan makin memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain, serta memanfaatkan perbedaan –perbedaan yang ada tanpa menyebabkan timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda.
- Bagi kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari – hari.
- Metode – metode Sosiologi
Menurut Paul B. Horton, teknik riset dalam sosiologi, antara lain sebagai berikut :
- Study Cross – sectional dan longitudinal, yakni suatu pengamatan yang meliputi suatu daerah yang luas dan dalam suatu jangka waktu tertentu. Sedangkan studi longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya.
- Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Dalam eksperimen laboratorium, subjek orang dikumpulkan dalam suatu tempat “laboratorium” kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan peneliti, kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan.
- Penelitian pengamatan, hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak mempengaruhi terjadinya suatu kejadian.
- Metode Kualitatif
1) Metode historis, yaitu menganalisis peristiwa – peristiwa masa lalu untuk merumuskan prinsip – prinsip umum;
2) Metode komparatif, yaitu membandingkan antara bermacam – macam – macam masyarakat;
3) Metode studi kasus, alat-alat yang diperlukan :
a) wawancara
b) daftar pertanyaan
c) pengamatan partisipasi
- Metode Kuantitatif